DASAR DAN TUJUAN YADNYA





Pelaksanaan yadnya tidak hanya begitu saja dilaksanakan oleh umat Hindu. Akan tetapi yadnya yang dilaksanakan sesungguhnya memiliki dasar yang kuat baik yang berupa sabda suci tuhan maupun ajaran smerti. Yang menjadi pokok dasar dilaksanakannya yadnya adalah sesuai dengan sastra suci veda yang merupakan wahyu Tuhan.
1.      DASAR
Pada Rg.veda X.90 yang memberikan ide pertama dilaksanakannya yadnya menyatakan bahwa “alam ini ada berdasarkan yadnya-Nya (Maha Purusa), dg yadnya dewa memelihara manusia & dg yadnya manusia memelihara Dewa”. Ini berarti bahwa yang menjadi dasar adanya alam semesta beserta isinya ini adalah adanya yadnya Tuhan dalam manifestasinya sebagai Maha Purusa. Selanjutnya para dewa yang merupakan sinar suci dari Tuhan pun memelihara kehidupan dialam semesta ini dengan yadnya, sehingga dengan demikian manusia pun harus melaksanakan yadnya untuk memelihara dewa. Adanya hubungan timbal balik antara manusia dan dewa serta dengan terjaganya saling memelihara ini akan menciptakan kebahagiaan bagi semua mahluk,

2.      TUJUAN
Adapun manusia melaksanakan yadnya adalah sebagi  berikut:
a)      untuk mengamalkan ajaran veda
Dalam Rg.veda X.71, II disebutkan :
“rcam tvah posagste pupusvan
Gayatram tvo gayati svarasisu
Brahma tvo vadati javadidyam
Yadnyasya matram vi mimita u tvah”
Terjemahan :
Seorang bertugas mengucapkan sloka-sloka veda, seseorang melakukan nyanyian-nyanyian pujian dalam sakrawi. Seorang lagi yang menguasai pengetahuan veda, mengajarkan isi veda, yang lain mengajarkan tata cara melksanakan korban suci (yadnya)
Yadnya merupakan pengamalan ajaran veda dalam  bentuk symbol-simbol atau niyasa. Dengan adanya symbol-simbol dalam yadnya maka umat kebanyakan tentu akan lebih mudah menghayati dan mengamalkan ajara veda. Di samping itu symbol-simbol yang terdapat dalam yadnya dapat meningkattkan kemantapan keyakinan umat untuk melaksanakan kegiatan agama yang dianutnya.
b)     Untuk meningkatkan kwalitas diri
Kadang kala manusia sering lupa dengan jati dirinya, maka melalui yadnya manusia akan bisa eling (ingat) dengan jati dirinya sehingga ia bisa berbuat yang lebih baik dan meningkatkan kwalitas dirinya sebagai mahluk dan pada akhirnya mencapai Tuhan. Kitab yang menjelaskan tentang tujuan yadnya untuk meningkatkan kwalitas diri terdapat dalam Sarasamusccaya, 81.

duragam bahudhagami prarthanasamsayatmakammanah suniyatam sasya sa sukhi preta weha ca, nihan ta kramaningkangmanah, branta lunga swabawanya, akweh inangennangenya, dadi prarthana, dadi sangsaya pinakawaknya, hana pwa wwang ikang wenang humrt manah, sira tika manggeh amanggih sukha, mangke ring paraloka waneh
Terjemahan:
demikian hakikatnya pikiran tidak menentu jalanya, banyak yang dicita-citakan terkadang berkeinginan, terkadang penuh keraguan, demikianlah kenyataanya, jika dad orang yang dapat mengendalikan pikiran, pasti orang out memperoleh kebahagiaan, baik sekarang dan di dunia yang lain.

c)      Untuk penyucian
Pelaksanaan yadnya yang dilakukan umat akan dapat memberikan kesucian pada pikiran, perkataan dan perbuatan manusia serta dapat pula mensucikan alam semesta dan mengangkat kwalitas mahluk hidup lainnya. Contoh dimana yadnya dapat memberikan kesucian pada umat adalah ketika umat melaksanaan yadnya sudah barang tentu umat tersebut (yajamana) harus bisa mengendalikan dirinya agar terhindar dari kekotoran (mala). Alam semesta dapat disucikan dengan salah satu bentuk yadnya yang berupa ritual yang disebut dengan Butha yadnya dan dapat pula dilakukan dengan cara pelestarian alam melalui cara memelihara lingkungan karena yadnya bukan hanya sebatas ritual tapi juga dalam bentuk perbuatan, pemujaan serta persembahan. Yadnya dapat memberikan penyucian dijelaskan dalam kitab Manawa dharma sastra V.109

adbirgatrani cuddhayanti manah satyena suddhayanti widyatapobhyam bhutatma budhir jnanena suddhayanti
Terjemahan :
Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia dibersikan oleh pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dibersihkan dengan pengetahuan yang benar.




d)     Sarana berhubungan dengan tuhan
Hindu mengajarkan tentang konsepsi ketuhanan yang Nirguna tattwam dan saguna tattwam. Konsep Tuhan yang Nirguna berarti bahwa Tuhan itu satu dan tidak ada yang kedua serta keberadaan Tuhan tidak dapat digambarkan karena sifat Tuhan yang Acintya (tak terpikirkan). Sehingga untuk berhubungan dengan Tuhan harus dengan cara melaksanakan yadnya. Tanpa yadnya manusia tidak akan bisa berhubungan dengan tuhan karena manusia telah dipengaruhi oleh Awidya (kegelapan, kebodohan, ketidak tahuan). Dengan melaksanakan yadnya umat akan dapat merasakan kehadiran Tuhan walaupun sebenarnya Tuhan itu ada dimana-mana (wyapi wyapaka nirwikara). Mengenai hal ini dejelaskan dalam kitab Rg.weda III.54.5
“ko addha veda ka iha pravocad dewan acca pathyaka sameti, dadrsra esamavamak, sadmsi, paresu ya guhyesu wrateu”
Terjemahan :
Siapakah yang mengetahui dan ang akan mengatakan jalan mana yang sesungguhnya akan mengnatar bersama menuju kepada tuhan? Sesungguhnya yang tampak hanyalah bagian yang terbawah saja dari sthana sang hyang widhi yang bersemayam di tempat yang maha tinggi di wilayang rahasia.

e)      Mencetuskan rasa terima kasih
Tuhan telah memberikan segala anugerah kepada umat manusia dan semua mahluk. Jadi untuk menunjukan rasa terima kasih yang mendalam atas segala anugerah Tuhan maka patutlah sebagai umat manusia melaksanakan yadnya dengan cara melakukan pemujaan serta mempersembahkan sebagian kecil dari anugerah-Nya dengan hati yang tulus dan ikhlas. Jangan sampai ketika kita diberikan kebahagiaan, lalu kita lupa dengan kebesaran Tuhan dan hanya ingat bila mendapatkan kesusahan saja. Pada intinya manusia harus bisa berterima kasih pada Tuhan dengan yadnya. Mengenai tujuan yadnya untuk mencetuskan rasa terima kasih dijelaskan dalam Bhagawadgita III.11

“devan bhavayatanema te deva bhavayantu vah parasparam bhavayantah sreyah param avapsyatha”
Terjemahan :
dengan ini kamu memelihara dewa, dengan ini para dewa memelihara dirimu, jadi dengan saling memelihara satu sama lain, kamu akan mencapai suatu kebahagiaan yang maha tinggi.

Post a Comment

0 Comments